Scripture taken from the New International Version®. Copyright © 2011 by Biblica Inc. Used by permission. All rights reserved.
Bahagia menurut dunia berbeda dengan bahagia menurut Alkitab. Bagi dunia kebahagiaan itu terjadi ketika seseorang memiliki banyak harta, terkenal, disanjung banyak orang, dan mempunyai banyak prestasi. Dari semua ini tidak ada yang salah, Tuhan tidak melarang kita menjadi orang yang berhasil, banyak mencapai prestasi, terkenal, atau bergelimang dengan harta kekayaan.
Salomo tercatat sebagai orang terkaya yang pernah ada di bumi. Salomo mengakui apa yang dimilikinya tidak memberikan kepadanya kebahagiaan sesungguhnya, bahkan Salomo mengatakan apapun prestasi manusia di dunia ini semuanya sia-sia. Mengapa Salomo menulis hal seperti ini? Karena Salomo menemukan bahwa makna hidup sesungguhnya bukanlah soal prestasi, ketenaran, dan kekayaan. Tuhan Yesus mengatakan apalah artinya seseorang mengagumi harta yang banyak jika pada hari ini nyawa orang itu diambil Tuhan? Pemazmur mengatakan bahwa kebahagiaan itu ternyata terdapat dalam taurat Tuhan atau firman Tuhan.
Di dunia ini ada begitu banyak orang-orang yang memiliki kesuksesan dan kekayaan namun ternyata hidupnya tidaklah bahagia, bahkan ada banyak dari mereka yang menjadi bintang terkenal namun hidupya berakhir dengan keputusasaan dan bunuh diri. Orang-orang mencari kebahagiaan, mereka pergi berlibur dengan mengeluarkan biaya yang mahal, namun pulang dari liburan mereka tetap belum menemukan kebahagiaan sejati. Hanya di dalam Yesus kita dapat menemukan kebahagiaan dan damai yang sejati.
Mengapa hanya di dalam Yesus? Sebab Dialah damai sejati, Dialah sumber penghiburan, dan Dialah sumber kekuatan. Kita bisa bertemu dengan Tuhan melalui firman-Nya, ketika kita membaca Alkitab atau firman Tuhan maka kita menemukan Dia yang berbicara lewat firman-Nya. Tulisan yang hidup ini sanggup memuaskan hati dan memulihkan kita. Bahkan apa saja yang kita perbuat pasti berhasil.
Tidak punya waktu untuk merenungkan firman-Nya hanyalah sebuah alasan dari rasa malas, sebab Dia yang berkuasa atas waktu telah memberikan waktu kepada kita dengan adil dan cukup.